Dalam menciptakan rumah tangga bahagia peran seorang istri sangatlah dominan untuk membuat hati suami terikat lahir batin dalam kehidupan berumah tangga. Istrilah yang memanage dan menyiasati segala urusan yang berkaitan dengan kehidupan keluarga dan uami khususnya.Seorang istri harus lebih menyadari sebagai pengendali roda kehidupan yang akan membawa keluarganya hidup bahagia. Ada baiknya kita ikuti beberapa tips menarik yang membuat hati para suami terikat di istana rumahnya sendiri, "RUMAHKU ADALAH ISTANA BAGIKU"pesan Rasulullah kepada umatnya.
1. Cintailah pasangan hidupmu.
Mencintai tak semudah apa yang diucapkan.Masa-masa pacaran adalah maa yang paling indah, yang nampak hanyalah kesamaan. Tapi begitu awal pernikahan dijalani mulailah nampak kedok-kedok satu sama lain, perbedaan serta cara berfikir yang tidak sejalan mulai kelihatan. Menyatukan dua hati yang berbeda bukanlah hal sepele, perbedaan inilah yang menjadikan latar belakang retak dan hancurnya bahtera rumah tangga. Cinta dalam rumah tangga lebih kompleks sejalan dengan masalah yang kita hadapi. Namun dengan cinta yang dewasa semua akan dapat terjalin.Disinilah dituntut peran seorang wanita untuk memahami hati suaminya. Cintailah pasangan hidup kita dengan segala kekurangan dan kelemahannya. Kesabaran dan toleransi sangat dibutuhkan oleh seorang suami. Paling tidak kita sebagai istri telah belajar untuk memulai suatu perjalanan menju kehidupan rumah tangga bahagia.
2. Jangan bermimpi menciptakan perkawinan yang sempurna.
Di dunia ini tidak ada yang sempurna kecuali Allah SWT. Banyak wanita yang berhayal menciptakan perkawinannya menjadi sempurna sehingga justru akan mempersulit dan memperburuk keadaan. Banyak tuntutan yang tadak sesuai dengan keinginan yang kita harapkan, akan menjadi frustasi dan pesimis menghadapi kehidupan rumah tangganya. Oleh karena itu perlu disadari sebuah perwainan adalah menyatukan hubungan dua hati manusia yang paling sulit dan kompleks. Sangat dibutuhkan kesabaran, pengertian, kebijaksaan serta pengendalian emosi. Kita tidak akan menemukan bahkan menuju kepada perkawinan yang empurna tapi laling tidak kita dapat menumbuhkembangkan perkawinan menuju bahagia sawesuai dengan usaha kita.
3. Usahakan untuk mandiri.
Kemandirian sangatlah perperan menciptakan keluarga bahagia. Sesulit apapun persoalan yang kita hadapi usahakan untuk mandiri, tidak bergantung kepada suami, orang tua atau keluarga. Hal ini akan menjadikan kita menuju kapada kedewasaan. Seorang suami juga akan bosan dan jenuh kepada istri yang selalu bergantung kapadanya kecuali dalam hal-hal yang terdesak yang memang harus diikutsertakan pertolongan suami. Usahakan pekerjaan dan persoalan sekecil apapun ditangani sendiri. Apalagi bagi pasangan hidup yang tinggal seatap dengan orang tua, itu tidaklah menyenangkan. Pekawinan yang bahagia membutuhkan kemauan keras untuk tidak bergantung kepada siapapun sehingga perkawinan dapat tumbuh dengan wajar dan menimbulkan kematangan bagi pasangan hidup masing-masing.
4. Berilah senyum dan kehangatan.
Senyum itu adalah sedekah. Itu yang diajarkan Islam untuk menimbulakn kasih sayang dalam berumah tangga. Tunjukkanlah senyum dan kahangatan kepada suami saat dia penat dan letih pulang ke rumah. Senyum yang ikhlas dari seorang istri adalah modal yang menjamin suami bisa betah di rumah dan tidak akan memikirkan wanita lain. Buatlah trik-trik dan variasi dalam rumah tangga yang bisa membuat dia bahagia. Bagaimanapun suami itu adalah manusia yang butuh perhatian dan kasih sayang dari paangan hidupnya. Jangan biarkan ada wanita lain yang bisa membuat dia lebih bahagia. Sesibuk apaun kita berilah waktu untuk memperhatikannya. Taklukkan dia dengan kelembutan dan kasih sayang. Dia akan merasa betah dan bahagia dan merasa betah tinggal di rumahnya sendiri.
5. Janganlah suka megkritiknya.
Mengkritik memang bermaksud tujuan baik namun adakalanya menyakitkan.Apalagi hal itu dilakukan di depan orang lain atau anak-anak. Cenderung akan menimbulkan sikap kebencian yang menju kepada permusuhan. Tegurlah pasangan hidup anda dengan cinta bila ingin mengubah perilaku atau penampilan yang tidak berkenan di hati kita. Dengan cinta akan mengubah suami seperti yang kita harapkan. Kalau sekali belum berhail, janganlah putuas asa. Insya Allah dengan usaha dan niat kita yang tulus semua akan mengubah suaana menjadi lebih baik.
6. Berikan pujian.
Suami terkadang juga seperti anak-anak yang suka diperhatikan dan dimanja. Berilah ucapan terima kasih dan pujian setiap yang dilakukannya untuk perbaikan. Dengan pujian yang kita berikan akan lebih akrab dan lebih mesra seta dapat mendorong dan menggairahkan pasangan untuk membuat perkawinan lebih bahagia.
7. Pelayanan Prima.
Bukan hanya dalam instani saja dibutuhkan pelayanan prima. Tak kalah pentingnya dalam kehidupan berumah tangga pelayan prima kepada suami adalah hal yang mendominasi terjalinnya kasih sayang yang harmonis. Penuhi semua kebutuhannya dengan baik. Dari mulai bangun tidr sampai tidur lagi. Sediakan kebutuhan yang diperlukannya seperti menyiapkan pakaian, makanan, minuman dan lain-lain yang diperlukan. Jangan biarkan dia mencari kebutuhannya sendiri. Dia adalah raja dalam rumah kita yang setiap saat kebutuhannya harus kita siapkan. Yakinlah kalau itu kita kerjakan suatu saat kita sibuk atau sakit dia akan membalas pelayanan yang kita berikan kepadanya dengan baik kepada kita.
8. Jauhi sifat cembru yang berlebihan.
Setiap orang pasti mempunyai sifat cemburu, apalagi terhadap suami tercinta. Tapi cemburu itu tidak boleh berlebihan apalagi sampai cemburu buta. Sifat cembru yang berlebihan itu bahkan membuat suami menjauh dari kita. Jangan menuduh suami tanpa bukti karena bisa saja pihak ketiga membakar dan mencari kesempatan menghancurkan rumah tangga kita. Tanamkan kepercayaan kepada suami untuk sama-sama menjaga keutuhan rumah tangga. Menundukkan sifat cemburu yang berlebihan merupakan sikap seorang wanita dewasa yang bijaksana untuk mencapai rumah tangga bahagia.
9. Berdo'a
Semua usaha yang kita lakukan untuk kelanggengan dan kabahagiaan keluarga kita tak luput dari berdo'a kepada Allah Swt agar diberi kesabaran dan ketabahan dalam menjalani bahtera rumah tangga serta tabah dalam menghadapi pesoalan yang timbul dalam rumah tangga. Bukankah pernikahan itu dibangun diatas pondasi kekuatan cinta dua anak manusia yang diciptakan Allah Swt agar kita tenteram disampingnya atas dasar iman dan takwa ?
INDRIAWATY, SH
21 Februari 2009,
jam 15. 30
Anda perlu tahu, klik di sini
Jumat, 20 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
kenapa suamiku sekarang tidak perhatian & sayang lagi sama saya
BalasHapus